Paman Nabi 𝘼𝘽𝙐 𝙏𝙃𝘼𝙇𝙄𝘽, 𝙈𝙐𝙆𝙈𝙄𝙉 𝘼𝙏𝘼𝙐 𝙆𝘼𝙁𝙄𝙍?

 𝘼𝘽𝙐 𝙏𝙃𝘼𝙇𝙄𝘽, 𝙈𝙐𝙆𝙈𝙄𝙉 𝘼𝙏𝘼𝙐 𝙆𝘼𝙁𝙄𝙍?  (1)


𝙾𝚕𝚎𝚑: 𝙼𝚘𝚑𝚊𝚖𝚖𝚊𝚍 𝚜𝚞𝚋𝚌𝚑𝚊𝚗


   𝘼𝙗𝙪 𝙏𝙝𝙖𝙡𝙞𝙗 adalah paman nabi, yang membantu serta melindungi perjuangan nabi dalam berdakwah diMekkah. Seorang kepala suku Quraish. Beliaulah yang 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙨𝙪𝙝 𝙣𝙖𝙗𝙞 pasca wafatnya Abdul Muthalib,- Saat nabi berusia 8 tahun-, sampai beliau wafat pada tahun ke 10 kenabian. 

--𝙎𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 𝙠𝙚𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖𝙣 𝘼𝙗𝙪 𝙏𝙝𝙖𝙡𝙞𝙗

Dalam catatan sejarah, terjadi perbedaan pendapat terkait status Keimanan Abu Thalib. Sebagian meyakini Abu Thalib Wafat dalam keadaan Kafir, dan sebagian lainnya meyakini keimanan Abu Thalib. Marilah kita telaah dalil- dalil keduanya dengan kepala dingin. 

𝘼. 𝙏𝙚𝙡𝙖𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙡𝙞𝙡-𝙙𝙖𝙡𝙞𝙡 𝙆𝙖𝙛𝙞𝙧𝙣𝙮𝙖 𝘼𝙗𝙪 𝙏𝙝𝙖𝙡𝙞𝙗

Dalam literatur yang terdapat dalam catatan Sejarah, banyak sekali dalil-dalil yang menjelaskan kekafiran Abu Thalib, dengan derajat sanad yang shohih bahkan Mutawattir. Diantara:

Hadist Riwayat Bukhori-Muslim-Ahmad:


حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنِى أَبِى عَنْ صَالِحٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِى سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ، وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِى أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لأَبِى طَالِبٍ «يَا عَمِّ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ». فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ، أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ، وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ، حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ «أَمَا وَاللَّهِ لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ، مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ». فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِيهِ ﴿مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ﴾ الآيَةَ

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, Telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyab dari Bapaknya dia berkata; "Ketika Abu Thalib mendekati ajalnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemuinya dan di dekatnya ada Abu Jahal Bin Hisyam dan Abdullah bin Abu Umayyah. Lalu beliau bersabda: "Wahai pamanku, ucapkanlah '𝙇𝙖𝙖 𝙄𝙡𝙖𝙖𝙝𝙖 𝙄𝙡𝙡𝙖𝙡𝙡𝙖𝙝' yang dengannya aku akan berhujah untuk membelamu di sisi Allah -Azza wa Jalla-." Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Umayyah berkata kepadanya; "Wahai Abu Thalib, Apakah kamu benci dengan agama Abdul Muthalib?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Sungguh akan aku akan mintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang." Lalu turunlah ayat, "Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam." (Qs. At Taubah; 113).

Dalam hadist tersebut, ada beberapa hal yang perlu dicatat:

-- Turunnya surah At-Taubah ayat 113 adalah pada akhir kenabian, dalam perang Tabuk. Jadi sangat tidak Logic jika ayat tsb dikaitkan dengan wafatnya Abi Thalib

--Almusayyib sebagai periwayat adalah sahabat yang baru masuk Islam ketika Fathul Makkah, setelah turunnya ayat tsb dan jauh masanya dengan waktu wafatnya Abu Thalib, 

-- Pernyataan Abu Thalib kepada Pembesar pembesar Quraish bahwa Ia mengikuti agama Abdul Muthalib, justru menguatkan bahwa ia seorang yang Mukmin.  Karena agama abdul Muthalib adalah agama Tauhid nabi Ibrahim. Hal ini dijelaskan dalam Alhdist/ayat;

 عن عبد الله بن عباس -من طريق عطاء- في قوله: ﴿وتقلبك في الساجدين﴾، قال: ما زال النبيُّ ﷺ يتقلَّب في أصلاب الأنبياء حتى ولدته أمُّه


Dari Abdullah bin abbas-dari riwayat 'atho- dalam penjelasan ayat Assyu'aro 219:"Ibnu Abbas berkata: Nabi Mohammad turun temurun berada pada shulbi para Nabi sehingga Ibunya melahirkan nya. ( HR. Abu na'im) 

Senada dengan hadist yang diriwayatkan Atthobroni dan Albazzar dari Ikrimah 

وعن عكرمة عن ابن عباس رضي الله تعالى عنهما في قوله تعالى: وتقلبك في الساجدين قال: من صلب نبي إلى صلب نبي حتى صرت نبيا.

Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dalam menjelaskan Assyu'aro 219, Berkata: Dari tulang sulbi nabi ke sulbi nabi sampai Nabi muhammad menjadi nabi. 

-- terdapat tambahan dari 𝙄𝘽𝙉𝙐 𝙄𝙎𝙃𝘼𝙆 meskipun dianggap Dhoif. 

قال الراوي: فلما تقارب من أبي طالب الموت نظر العباس إليه يحرك شفتيه، فأصغى إليه بأذنه، فقال: يا ابن أخي، والله لقد قال أخي الكلمة التي أمرته أن يقولها، فقال رسول الله ﷺ:

«لم أسمع» .

Ibnu Ishak berkata: saat Abi Thalib mendekati ajal, Abbas melihat abu Thalib menggerakkan bibirnya dan mendengarkannya dengan izin Abu Thalib, kemudian Al-Abbas berkata:"wahai keponakanku, Demi Alloh Saudaraku (Abu Thalib) telah berkata denga kalimat yang engkau perintahkan. " Dan Rasulullah berkata: " Aku tidak mendengarnya." 

B. QS. Alqasash:56


إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ 

"Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi hidayah terhadap orang-orang yang engkau cintai, akan tetapi Alloh lah yang memberi hidayah kepada siapapun yang  DIA kehendaki. Dan Dia-lah Dzat yang maha mengetahui terhadap orang-orang yang diberi hidayah. "

 Dalam banyak literatur, Ayat tsb juga banyak dikaitkan dengan Abu Thalib, seperti Ayat dalam surat At-Taubah diatas. Hanyanya, kelemahan mengaitkan ayat Alqasash 56 dengan Kafirnya Abu Thalib juga terlihat jelas, seperti  halnya:

-- Hadist yang menyebutkan tentang sebab turunnya ayat adalah hadist yang sama dari 𝙎𝙖'𝙞𝙙 𝙗𝙞𝙣 𝙈𝙪𝙨𝙖𝙮𝙮𝙖𝙗 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝘼𝙮𝙖𝙝-𝙣𝙮𝙖. Sehingga secara logika tidak bisa diterima, karena Almussayyab tidak melihat langsung kejadian wafatnya Abi Thalib dan saat Abu Thalib wafat, beliau belum masuk islam. 

--Ayat 56 Alqasash adalah ayat yang turun disaat akhir masa kejadian, artinya terdapat rentang waktu yang panjang, sehingga sangat sulit sekali mengaitkan sebab turunnya dengan Wafatnya Abu Thalib. Dalam kitab Bahrul Muhith fi Syarah Muslim, syech Muhammad bin Ali menjelaskan:


وأما قول بعض الشُّرّاح: هذا الحديث من مراسيل الصحابة فمردود؛ لأنه اسْتَدَلَّ بأن المسيِّب على قول مصعب من مسلمة الفتح، وعلى قول الْعَسْكَرِيّ ممن بايع تحت الشجرة، قال: فأَيًّا ما كان فلم يَشْهَد وفاةَ أبي طالب؛ لأنه تُوُفي هو وخديجة في أيام متقاربة، في عام واحد، وللنبيّ ﷺ يومئذ نحوُ الخمسين سنةً.

  "Dan ada sebagian ulama berkata: Hadist ini ( yang menjelaskan tentang wafatnya Abu Thalib) adalah hadist Mursal maka bisa 𝙏𝙚𝙧𝙩𝙤𝙡𝙖𝙠, karena shohabat Almussayyab menurut Mus'ab adalah orang yang masuk islam saat Fathul Makkah, dan menurut Al'askari ; Almussayyab masuk islam saat Bai'at Ridwan. Kemudian bagaimana mungkin bisa meriwayatkan tentang Abu Thalib, sedangkan dia tidak menyaksikan sendiri Wafatnya Abu Thalib?..... "

-- Jika pun kedua Ayat tersebut ditujukan kepada Rasulullah, maka bukankah banyak kerabat dan keluarga Rasulullah yang jelas masih belum masuk islam saat ayat ayat tersebut turun? Sebut saja Abu Lahab ( paman nabi) , Abu Sufyan ( mertua nabi), Abu jahal (sepupu jauh nabi) , dan lain sebagainya. 


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *